Kuliahdi luar negeri belum tentu terlihat mewah layaknya yang dipancarkan melalui sosial media. Mahasiswa asing harus bergerumul dengan segala upaya untuk bertahan hidup, salah satunya mencari kerja sambilan. Pada kenyataannya, mencari kerja part time yang cocok untuk mahasiswa terbilang susah-susah gampang.
Tahun ajaran baru untuk semester musim gugur hampir tiba dan Norwegia akan menyambut ribuan mahasiswa internasional lagi untuk berkuliah. Meskipun tahun ini sedikit spesial karena banyak kampus menerapkan kelas online di semester pertama, namun karena perbatasan negara juga sudah mulai dibuka untuk kawasan Eropa, bisa dipastikan banyak mahasiswa dari negara sekitar mempertimbangkan untuk datang dan mengikuti kelas on campus ketimbang satu hal yang bisa dilakukan mahasiswa asing saat berkuliah di luar negeri adalah mencari penghasilan tambahan lewat kerja paruh waktu atau student job. Apalagi bagi mahasiswa yang harus menghidupi diri sendiri dari uang pribadi, bukan dari dana beasiswa, hidup di negara mahal seperti Norwegia pasti jadi tantangan berat. Namun selain alasan utama finansial, kerja tambahan di luar sebetulnya bisa juga jadi ajang bersosialisasi, mencari koneksi, memahami kultur kerja setempat, serta mengasah kemampuan bahasa bagaimana kita sebagai orang Indonesia yang berniat kuliah di Norwegia dengan biaya sendiri, apakah memungkinkan cari kerja tanpa bisa bahasa Norwegia? Jika ya, dimana mencari lowongan kerjanya? Apakah gaji yang diterima betul-betul bisa mencukupi kehidupan? Cek detailnya di postingan ini!Sebagai mahasiswa internasional di Norwegia, kita punya hak untuk bekerja paruh waktu maksimal 20 jam per minggu dan purna waktu 37,5-40 jam per minggu saat libur. Mengapa dibatasi hanya 20 jam per minggu, karena tugas utama kita adalah belajar. Dengan asumsi gaji minimal, kerja selama 80 jam per bulan pun sudah cukup untuk menopang biaya hidup kita setiap bulan. Lagipula izin tinggal belajar yang kita pegang hanya berlaku selama satu tahun. Jika ingin diperbarui di tahun kedua, kita wajib menyertakan progress report dari kampus sebagai laporan ke pihak imigrasi apakah kita masih direkomendasikan atau dilarang untuk bekerja. Ada banyak kejadian mahasiswa asing yang keasikan bekerja dan cari uang, sampai lupa tugas utamanya belajar. Nilai berjatuhan hingga akhirnya hak kerja pun dipangkas tak sampai 20 jam per apakah memungkinkan dapat kerja di Norwegia hanya dengan modal bahasa Inggris saja? Jawabannya, sangat memungkinkan! Ada banyak pekerjaan yang tidak butuh kemampuan bahasa Norwegia sama sekali, meskipun kesempatannya juga sangat kecil. Mengapa, karena orang Norwegianya sendiri sangat fasih bahasa Inggris dan mahasiswa asing yang bisa bahasa Inggris tidak cuma kita seorang. Makanya jangan sedih jika di awal-awal cari kerja kita harus banyak menerima penolakan terlebih dahulu. Perlu diperhatikan juga bahwa cari kerja di kota besar seperti Oslo dan Trondheim tentunya lebih sulit meskipun lapangan pekerjaannya juga lebih banyak ketimbang kota kecil pekerjaan paruh waktu bagi mahasiswaBerikut adalah daftar pekerjaan yang cocok untuk orang Indonesia dan tidak membutuhkan kemampuan bahasa Norwegia sama sekaliDelivery person/supir hanya untuk kalian yang punya SIM dan mobil. Biasanya sering dipekerjakan untuk mengantar pesan-antar makanan dari restoran ke Oslo City Bikes dan skuter juga hanya untuk kalian yang punya SIM dan bersedia menyewa mobil. Di musim panas, Oslo menyediakan sepeda kota dan skuter yang bisa digunakan oleh warganya, namun harus diangkut dan di-charge kembali saat malam hari. Ada banyak pelajar yang bekerja sama mengangkut skuter di pinggir jalan untuk di-charge di rumah, lalu dikembalikan lagi ke park station atau di gudang kerjanya cukup demanding karena memerlukan fisik yang kuat dan koran dan iklan kerja biasanya dimulai di malam hari sampai ke fajar dengan menarik gerobak berisi koran untuk diantarkan ke dog walker, babysitting anak, atau cleaning lady yang jam kerjanya 8-10 jam per musiman di perkebunan cocok bagi yang tertarik jadi pemetik stroberi atau sayuran saat musim panas, meskipun kerjanya sendiri lumayan berat dimulai dari jam 4 pagi sampai 10 pagi atau 12 malam/bar/kafetaria tidak semua tempat ini menerima English speakers, namun restoran Asia yang pemiliknya bukan orang Norwegia asli biasanya cukup terbuka untuk CV drop. Apalagi jika pekerjaannya memang hanya terpusat di dapur sebagai diswasher girl/guy atau runner pengantar makanan IT ada banyak juga tempat magang berbayar atau pekerjaan paruh waktu di industri software atau engineering yang sama sekali tidak butuh bahasa Norwegia karena memang kerjanya pun menggunakan bahasa pekerjaan pabrik yang tugas utamanya mengepak makanan, buku, atau membersihkan asisten profesor atau asisten researcher di kampus kerja hanya berdasarkan kontrak, meskipun untuk dapat posisi ini kalian juga harus punya nilai yang adalah daftar pekerjaan yang bisa dilirik kalau kalian sudah menguasai bahasa Norwegia seminimalnya level A2-B2 dan sudah pernah punya pengalaman kerja sebelumnyaRestoran/klub malam/bar/kafetaria karena ingin punya relasi dan komunikasi yang baik dengan pelanggan, banyak sekali tempat makan yang hanya tertarik mempekerjakan para pelayan yang bisa berbahasa Norwegia serta punya pengalaman jadi pelayan 1-2 hotel yang tertarik kerja shift malam, banyak hotel di Norwegia juga sangat tertarik mempekerjakan para pelajar asing yang punya kemampuan bahasa lokal cukup baik untuk berkomunikasi dengan lady dari agensi Meskipun kalian pikir ini hanya jenis pekerjaan bersih-bersih biasa, tapi beberapa cleaning company justru sangat profesional dan lebih mengutamakan para pekerja yang setidaknya menguasai salah satu bahasa Skandinavia. Mengapa, karena tak semua pelanggan juga nyaman selalu menjelaskan daftar kerja dalam bahasa toko kalau yang ini tentu saja harus bisa bahasa Norwegia karena untuk memahami stok makanan atau barang yang semuanya berbahasa lokal juga akan memusingkan kalau hanya tahu bahasa assistant/pekerja di bidang kesehatan biasanya bertugas saat pagi atau malam hari menjadi asisten orang tua atau kaum disabilitas dalam rutinitas sehari-hari di rumah mereka atau di guru TK minimal bahasa Norwegia level B2 yang harus dibuktikan dengan sertifikat lulus ujian kantoran saya yakin sekali ada banyak pelajar Indonesia yang mungkin 'alergi' jadi cleaning lady atau pelayan restoran, tapi inginnya kerja di kantoran. No worry, kalau memang bahasa Norwegia mu sudah menjangkau level profesional dan cas cis cus bisa diajak meeting bersama, saya sangat menyarankan cari saja kerja paruh waktu yang sesuai dengan jurusan kuliah yang sedang dilihat, jenis pekerjaan low-skilled di Norwegia cukup banyak tersedia bagi yang sama sekali tak bisa bahasa setempat. Tapi hati-hati, justru pekerjaan tersebut juga banyak peminatnya serta tak semua lowongan akan dipublikasikan ke umum. Lagipula saingan kita juga tak hanya para pelajar asing, tapi juga imigran dari Eropa Timur yang bersedia kerja apa saja, serta imigran dari Swedia yang menang lebih banyak karena bahasa lisannya mirip bahasa juga Berburu 'Student Job' Tanpa Lelah Bagian 1Sebagai tambahan, di Norwegia juga punya beberapa bentuk posisi yang sebaiknya dipahami terlebih masa percobaan di awal setelah proses wawancara untuk mengecek apakah kita memang kandidat yang layak mendapatkan posisi tersebut. Prøvevakt ini biasanya berlangsung selama 1-14 hari tergantung si pemberi kerja. Setelah proses evaluasi, pemberi kerja akan melihat apakah kita berhak mendapatkan posisi trial di tempat tersebut yang waktunya berkisar 3-6 bulan. Tapi tenang saja, saat trial ini kita tetap mendapatkan upah minimum, artinya pegawai tetap, dimana setelah melewati masa percobaan 3-6 bulan, posisi kita lagi-lagi akan dievaluasi. Kalau selama masa trial kita dianggap kompeten untuk bekerja dalam waktu jangka panjang, kita akan diangkat menjadi pegawai tetap yang biasanya menjadi starting point kenaikkan part-time alias paruh waktu yang persentase kerjanya 10-70% dengan waktu kerja maksimum 25-28 jam per full-time atau purna waktu dengan persentase kerja >80% dengan waktu kerja minimal 30 jam dari total 37,5-40 jam per posisi pengganti atau hanya bekerja ketika ada yang sakit atau absen saja. Jadi ibaratnya kalau dibutuhkan, kita baru akan pekerjaan musiman misalnya jadi pemetik stroberi di kebun saat musim bekerja hanya sesuai kontrak, entah 1-2 tahun tanpa tahu apakah masih bisa diperpanjang atau tidak caranya mencari pekerjaan tersebut?Untuk cari kerja paruh waktu di Norwegia, berikut cara yang bisa kalian lakukan1. Cari lowongan dari situs pencarian kerjaDi Norwegia, dua situs terbesar untuk cari lowongan kerja adalah NAV dan Finn. Lalu beberapa situs lainnya adalah Indeed, Jooble, dan agensi rekrutmen seperti Adecco, Academic Work, atau Manpower. Bagi yang tertarik kerja atau magang di perusahaan startup, Startupmatcher dan Hub adalah yang paling direkomendasikan. Karena hampir semua situs-situs ini menggunakan bahasa lokal, jangan terlalu berharap ada banyak lowongan dengan kualifikasi lancar berbahasa Inggris tidak banyak, namun beberapa lowongan kerja paruh waktu yang sifatnya profesional juga sering dipublikasikan lewat LinkedIn. Ketimbang eksis dan semakin banyak menambah teman di Facebook, orang-orang Norwegia cenderung lebih suka LinkedIn untuk menambah koneksi, tahu berita terbaru, sekalian cari-cari lowongan kerja. Jadi kalau di Indonesia kita tak terlalu butuh LinkedIn untuk memamerkan deretan pengalaman kerja, sesampainya di Norwegia saya sangat menyarankan kalian buat akun LinkedIn dan mulai aktif mencari koneksi di yang masih punya Facebook, silakan bergabung di grup seperti Jobs in Oslo, Small Jobs in Oslo, atau Jobber i Norge/Oslo Jobs in Norway. Grup seperti ini seringkali digunakan oleh anggota grup untuk menawarkan kerja yang sifatnya lebih banyak paruh waktu seperti pekerja bangunan, pelayan restoran, cleaning, atau bantu-bantu KoneksiHere you go, the power of 'orang dalam' juga sangat berlaku di Norwegia! Meskipun lebih mirip nepotisme, tapi tujuan para pemberi kerja ini lebih kepada trust dan laziness. Trust, karena dianggap mempekerjakan para kerabat dan kenalan lebih efisien tanpa perlu ragu siapa mereka. Contohnya, saya salah satu pegawai di toko B. Suatu kali bos saya mengumumkan bahwa sedang butuh orang untuk mengisi posisi kasir. Prioritas yang dicari tentu saja adalah kenalan para pegawainya terlebih dulu. Karena saya yang membawa kalian, si bos lebih percaya karena saya adalah pegawainya dan orang yang saya bawa ini bisa dipertanggungjawabkan ketimbang harus wawancara a completely new stranger lebih sisi lain, para pemberi kerja ini memang pada dasarnya malas mencari orang baru karena proses rekrutmen yang panjang. Dimulai dari publikasi lowongan kerja, seleksi CV, panggilan wawancara, sampai ke bagian keputusan. Sudah diterima, belum tentu juga pegawai baru tersebut mampu bekerja seperti kompetensi yang tercetak di dari itu, sangat disarankan bertanya ke teman sekelas, pacar, kenalan, ibunya pacar, profesor di kampus, atau siapapun yang ada di sekitar kita jika mereka sempat mendengar beberapa lowongan kerja. Memang tidak 100% cara ini akan menjamin kita dapat pekerjaan, tapi setidaknya mampu membawa kita closer to the consideration ketimbang melamar sendiri tanpa kenalan siapapun. Contohnya juga, mungkin bisa bertanya ke beberapa kenalan orang Indonesia di Norwegia yang mungkin saja butuh nanny atau cleaning lady untuk bantu-bantu di Door-to-doorMeskipun harus tahan banting, tak gentar menerima penolakan di depan, serta tak peduli seberapa banyak lamaran kerja yang akan dicetak dan dibuang setelahnya, tapi cara satu ini dipercaya cukup ampuh dipakai oleh para mahasiswa asing yang cari kerja tapi belum lancar bahasa Norwegia. Caranya, cetak CV dan surat lamaran kerja, lalu keliling door-to-door restoran, kafe, toko, atau bar untuk mengantarkan lamaran. Tanyakan terlebih dahulu ke manager atau pemilik apakah mereka sedang butuh pegawai baru. Kalau memang tidak, tanyakan lagi apakah mereka bersedia jika kamu meninggalkan CV di tempat tersebut. Banyak tempat di Norwegia sebetulnya hanya menerima aplikasi lamaran lewat internet dan tidak menerima CV drop sama sekali. Seorang teman juga pernah cerita bahwa bar tempatnya bekerja selalu membuang CV drop ke tempat sampah saking banyaknya para pencari kerja yang tiba-tiba datang menanyakan memang ingin menggunakan cara ini, saya sarankan observasi terlebih dahulu tempat yang akan kalian datangi. Restoran mewah, bagus, yang rata-rata dikelola orang Norwegia, kebanyakan hanya mempublikasikan lowongan kerja lewat internet. Sementara kafe kecil, restoran-restoran Asia misalnya restoran India atau Kebab, atau toko yang pemiliknya bukan orang Norwegia, biasanya lebih open dengan CV Web walkingKetimbang cara di atas, sebetulnya saya lebih menyukai web walking. Kamu hanya perlu mengunjungi satu-satu situs atau laman Facebook restoran, toko, atau tempat yang menarik dan cari informasi mengenai lowongan pekerjaan di sana. Ada banyak sekali restoran dan toko yang sebetulnya mempublikasi lowongan kerja langsung melalui situs mereka, ketimbang lewat situs semacam Finn atau NAV. Kalau memang sedang tak ada lowongan, ada juga yang tetap menerima open jadi cleaning lady misalnya, kamu hanya perlu mencari kata kunci di Google untuk perusahaan jasa cleaning lalu akan muncul semua nama perusahaan yang ada di Norwegia. Buka situs tersebut satu-satu dan cari bagian 'ledige stillinger' atau 'jobb hos oss' atau opsi karir dan sejenisnya. Kalau memang belum bisa bahasa Norwegia sama sekali, aktifkan Google Translator di browser untuk mempermudah memahami gajinya cukup?Sebagai mahasiswa asing, imigrasi setempat mewajibkan kita memiliki kemampuan finansial sebesar NOK atau sekitar IDR 198 juta selama satu tahun untuk tahun ajar 2019/2020. Yakinlah, setiap tahun biaya ini akan naik NOK 1000-2000 lebih mahal karena memang harga barang di Norwegia juga setiap tahunnya akan naik. Dari jumlah tersebut, bisa dikatakan bahwa setiap bulan kita diwajibkan memiliki seminimal-minimalnya NOK sekitar IDR 16 juta-an untuk mencukupi biaya akomodasi, makan, perlengkapan sekolah, serta biaya tak terduga ini sebetulnya super minimal yang mana kalian akan hidup sangat frugal, terutama di kota besar seperti Oslo. Tapi karena memang kehidupan mahasiswa kebanyakan kere, hidup dengan uang saku sekitar NOK sudah sangat lumayan asal mau berhemat dan tahu caranya menyiasati biaya hidup Norwegia yang mahal. Secara hitungan kasar, biaya hidup mahasiswa asing di Norwegia berkisar antara NOK per bulan dan pendapatan dari kerja paruh waktu bisa menutupi biaya hidup ini di awal-awal. Gaji yang diterima juga sangat bergantung dengan kesepakatan antara kita dan pemberi kerja serta pengalaman kerja kita sebelumnya, meskipun beberapa industri sudah ditentukan berapa gaji minimum yang harus diberikan bagi pegawai di atas usia 20 tahun. Untuk lebih lengkapnya mengecek berapa gaji minimum beberapa industri di Norwegia, silakan mengecek situs mari contohkan saja jika kita bekerja sebagai pelayan restoran. Di Norwegia, gaji minimum pelayan adalah NOK 167,9 per jam. Jika dalam satu bulan kita bekerja selama 80 jam, maka gaji kotor yang kita terima adalah NOK 167,9 x 80 = NOK jangan lupa juga di Norwegia ini setiap pegawai harus membayar pajak jika gaji per tahunnya melebihi NOK Soal pajak ini juga tidak akan pernah sama antara satu orang dan lainnya. Tapi kisaran pajak untuk pegawai dengan posisi paruh waktu biasanya 20-28% per bulan. Tapi tentu saja, semakin besar pendapatan, semakin besar juga pajak yang harus kita bayar. Jadi anggap saja pajak pendapatan kita adalah 20%, maka gaji bersih yang kita terima adalah NOK sekitar IDR 17 juta-an.Di Norwegia, kita hanya membayar pajak setengahnya di bulan November atau Desember karena menyambut Natal, dan bebas pajak di bulan Juni. Kalaupun memang pajak yang selalu kita bayar terlalu banyak, setiap tahun di bulan April kantor pajak juga akan mengembalikan uangnya ke rekening kita. Tambahan lain, gaji minimum tersebut biasanya berlaku 3-6 bulan di awal kita bekerja saat masih di posisi trial. Kalau sudah jadi fast ansatt atau pegawai tetap, gaji yang akan kita terima juga semakin naik. So, be ready to suffer in the yang perlu dipersiapkan saat melamar kerja?Cari kerja di Norwegia itu sangat simpel dan tanpa ribet. Banyak aplikasi lamaran dikirim online yang mana kita hanya butuh CV dan surat lamaran kerja. Saat dipanggil wawancara pun, kita tak perlu lagi datang membawa kopi dokumen karena manager atau HR punya printer sendiri untuk mencetak informasi tersebut. Beberapa pemberi kerja pun kadang hanya melihat surat lamaran sekilas lalu tak terlalu fokus mengecek data diri kita di CV saat yang harus dipersiapkan1. CV Curiculum Vitae atau resume Saya sarankan mengecek beberapa CV model Europass di internet yang cukup 1 lembar saja jika memang belum punya pengalaman di posisi yang akan dilamar. Kalau kesulitan cari template CV yang oke, silakan manfaatkan template gratis dari Canva. Sertakan juga hobi dan bahasa yang dikuasai untuk menjelaskan diri kita secara personal. Jangan lupa lampirkan foto menarik agar pemberi kerja setidaknya sedikit lebih tahu seperti apa kita. Maksudnya bukan ingin melihat si ini cantik atau ganteng, tapi lebih ke "bisakah saya membayangkan akan bekerja dengan orang ini setiap hari selama 365 hari?". Kira-kira Surat lamaran kerja atau cover letter atau søknadSelain CV, surat lamaran kerja adalah hal paling penting selanjutnya yang harus dilampirkan. Meskipun setelah berkali-kali dipanggil wawancara, saya sadar bahwa surat lamaran ini kadang sama sekali tak dibaca oleh si pemberi kerja. But yes, some do! So just write as best as we can!Contoh surat lamaran kerja ini juga lagi-lagi bisa dibaca di internet dan dicontek polanya. Kalau CV lebih menjelaskan tentang masa lalu atau what we have done, surat lamaran kerja ini harus menerangkan masa depan atau motivasi kerja serta what could we contribute in the future. Yang paling orang Norwegia rekomendasikan, surat lamaran kerja mesti menjelaskan apa motivasi kita ingin kerja di sana, siapa diri kita secara personal, apa yang suka kita lakukan di waktu senggang, serta apa kontribusi yang nantinya bisa kita berikan ke tempat tersebut. Tips lainnya, jika lowongan kerja dipublikasi dalam bahasa Norwegia, ada baiknya kita melampirkan CV dan surat lamaran berbahasa Norwegia juga. Begitu pun sebaliknya bila lowongan kerja dipublikasi dalam bahasa Inggris. Tapi kalau memang di awal-awal kita masih dalam proses belajar bahasa Norwegia, boleh juga melampirkan CV dalam bahasa Inggris namun surat lamaran kerja dalam bahasa Norwegia. Cek juga kualifikasi bahasa yang diwajibkan di lowongan, apakah jelas-jelas mereka butuh orang yang betul-betul fasih Norwegia atau bahasa Inggris pun cukup. Karena ada banyak pemberi kerja yang baru melihat CV kita berbahasa Inggris sedikit, langsung dibuang dan ditolak kerja di Norwegia meskipun sifatnya hanya paruh waktu, tidaklah semudah yang orang-orang pikirkan. Persaingan dari kanan kiri membuat job market di negara ini sangat kompetitif meski itu pekerjaan kasar layaknya cleaning lady sekali pun. Di awal-awal mungkin kalian harus siap menerima banyak penolakan sebelum akhirnya bisa tanda tangan kontrak. But just do your best and keep applying!Semoga informasi di atas bisa berguna bagi para mahasiswa Indonesia yang tertarik cari uang tambahan di Norwegia selagi masa studi, PLUS mungkin ada orang Indonesia yang kebetulan sedang tinggal di sini karena ikut keluarga dan tertarik kerja paruh waktu, detail di atas juga bisa dijadikan panduan. Silakan tinggalkan jejak di bawah kalau ada pertanyaan atau komentar lainnya!☺
Sedangkanuntuk mahasiswa yang memperolehnya setelah tanggal 26 April 2008, mereka diijinkan untuk bekerja. Namun ada beberapa batasan-batasan yang harus kemu patuhi, yaitu hanya boleh bekerja maksimal 40 jam per 2 minggu pada masa perkuliahan dan hanya dapat bekerja setelah perkuliahan dimulai. INFO LENGKAP KERJA DI JERMAN/JEPANG DAN KURSUS BAHASA JERMAN, ISI BIODATA DISINI Universitas di Norwegia – Norwegia bukanlah negara Eropa yang sangat populer bagi orang Indonesia. Padahal negara yang terletak di semenanjung Skandinavia ini memiliki banyak sisi menarik. Negara dengan kepadatan penduduk terendah kedua di Eropa ini memiliki gunung, pulau, dan daratan yang masih alami. Norwegia memang lokasinya berdekatan dengan kutub utara. Tapi uniknya, sebagian besar daerah di negara ini memiliki iklim lebih hangat dibanding negara Eropa lainnya. Selain itu, Norwegia juga memiliki keunggulan dalam hal pendidikan. Norwegia merupakan salah satu negara Eropa yang menjadi favorit bagi mahasiswa asing. Alasannya? Salah satu jawabannya karena keunggulan kualitas pendidikan Norwegia. Banyak universitas Norwegia yang masuk 200 besar universitas terbaik dunia. Apakah hanya karena kualitas pendidikannya? Jawabannya tidak. Alasan utama lainnya adalah karena Norwegia menjadi salah satu negara dengan biaya kuliah termurah di dunia. Seperti halnya Jerman, universitas negeri di Norwegia juga menggratiskan biaya kuliah bagi semua kalangan, termasuk mahasiswa asing. Jadi mahasiswa asing hanya diharuskan membayar biaya administrasi tiap semester sebesar 300 hingga 600 NOK atau 500 ribu hingga 1 juta Rupiah. Wow!! Sedangkan universitas swasta memang menarik biaya kuliah, tapi secara umum masih lebih rendah dibanding negara populer lainnya. Keunggulan kuliah di Norwegia lainnya adalah banyaknya program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris serta sebagian besar universitas menawarkan kelas kecil. Jumlah mahasiswa per kelas yang sedikit akan membuat perkuliahan berlangsung lebih fokus dan intens. Nah bagi kalian yang sedang mencari informasi kuliah di luar negeri, berikut ini daftar universitas di Norwegia yang membebaskan biaya kuliah bagi mahasiswa asing University of Science and Technology NTNU NTNU saat ini tercatat sebagai universitas terbesar di Norwegia dengan total jumlah mahasiswa lebih dari 40 ribu. Seperti namanya, universitas ini berfokus pada bidang STEM Science, Technology, Engineering, dan Mathematics. Tapi mereka juga membuka bidang studi lainnya seperti Ilmu Sosial, Bahasa, dan Seni. Yang menarik, NTNU tidak memberlakukan biaya kuliah bagi semua mahasiswanya, baik lokal maupun asing. Bahkan mahasiswa dari luar Uni Eropa hanya diharuskan menunjukkan bukti kecukupan dana untuk tinggal di Norwegia. NTNU membuka program studi yang disampaikan dalam bahasa Norwegia dan bahasa Inggris. Untuk mengetahui beasiswa, program studi dalam bahasa Inggris, pendaftaran, dll, silakan klik University Nord University menjadi salah satu universitas di Norwegia lainnya yang tidak memungut biaya kuliah. Universitas yang berdiri pada tahun 2016 penggabungan University of Nordland, Nord-Trøndelag University College, dan Nesna University College ini menjadi tempat belajar bagi mahasiswa dari seluruh dunia. Universitas menawarkan berbagai bidang studi diantaranya Fisika, Kimia, Matematika, Sosial, Ekonomi, Bisnis, Seni, dll. Dengan kurikulum dan fasilitas pendidikan berkualitas tinggi, tidak heran kalau Nord University menjadi salah satu institusi penting dalam penyediaan tenaga profesional di Norwegia. University Universitas yang berdiri sejak 1811 menjadi salah satu universitas terbaik di Norwegia yang mendapat pengakuan global. Mereka telah menghasilkan banyak alumni terkenal, bahkan beberapa diantaranya pernah memenangkan hadiah nobel. Universitas Oslo juga terbuka dengan mahasiswa asing. Mahasiswa asing yang belajar di sini hanya diharuskan membayar semester fee yang nilainya tidak seberapa. Tapi bagi kalian yang mau mengambil program Sarjana, ada baiknya mulai belajar bahasa Norwegia. Karena semua program studi level Sarjana diajarkan dalam bahasa Norwegia. Hanya perkuliahan Pascasarjana Master dan PhD yang disampaikan dalam bahasa Inggris dan Norwegia. of Bergen Perguruan tinggi yang telah berdiri sejak 1946 ini secara konsisten berada di 100 hingga 200 besar universitas terbaik dunia, baik versi QS World Rankings maupun Times Higher Education Ranking. Mahasiswa asing juga bisa belajar di sini dengan biaya kuliah gratis. Universitas menyediakan program studi yang cukup lengkap seperti Kedokteran, Farmasi, Psikologi, Ilmu Komputer, Matematika, Ekonomi, Bahasa, Hukum, dl. Tapi seperti halnya Universitas Oslo, Universitas Bergen juga hanya membuka perkuliahan bahasa Inggris untuk level Pascasarjana. Selain daftar universitas di atas, masih ada beberapa universitas negeri lainnya yang menggratiskan biaya kuliah seperti University of Agder, University of Tromso, maupun University of Stavanger. Kuliah di Norwegia memang menggiurkan, kalian bisa mendapatkan pendidikan di universitas kelas dunia dengan gratis. Tapi ingat, Norwegia terkenal dengan biaya hidupnya yang sangat tinggi lho. Kalian harus menyiapkan sekitar NOK sekitar Rp 200 juta untuk menutupi biaya hidup setahun. Itulah kenapa Norwegia mensyaratkan dokumen ketersediaan dana bagi mahasiswa asing yang mau kuliah di universitas di Norwegia. Tapi jangan pesimis dulu ya. Cara terbaik kuliah di Norwegia adalah dengan beasiswa. KERJA di JERMAN dan JEPANG GRATIS? ISI BIO LENGKAP DISINI Kalian bisa memanfaatkan Quota Scholarship Scheme yang disediakan untuk mahasiswa dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, kalian diperbolehkan untuk bekerja paruh waktu maksimal 20 jam per minggu. Dan kalian bisa bekerja full time saat libur kuliah. Gimana, tertarik kuliah di Norwegia? Selamat mencoba ya! Visited 923 times, 2 visits today
Untukdapat bekerja paruh waktu sambil kuliah di Norwegia pelajar dari luar wilayah Uni Eropa membutuhkan ijin kerja dan harus memberikan surat pernyataan kepada institusi berwenang bahwa pekerjaan tersebut tidak akan mempengaruhi kuliah mereka juga surat konfirmasi dari pemberi kerja.
10 Tips Daftar Kuliah S1 dan S2 di Norwegia Norwegia, negara di utara Eropa dengan pesona alamnya yang indah serta kualitas hidup yang sangat baik, selalu masuk menjadi salah satu negara terbahagia di dunia. Tak hanya menarik minat banyak imigran untuk pindah dan bermukim, pesona Norwegia pun menjadikan negara ini sebagai salah satu tempat terbaik melanjutkan pendidikan. Meskipun biaya hidupnya tergolong sebagai salah satu tertinggi di dunia, namun fasilitas pendidikan yang merata dan bebasnya biaya di universitas publik menjadi magnet tersendiri bagi para mahasiswa internasional untuk berkuliah di banyak yang tahu bahwa selain kuliahnya bebas biaya, kualitas pendidikan di Norwegia juga tak kalah dengan kampus-kampus top lainnya di sekitaran Eropa. Tiap universitas memiliki konsentrasi ilmu di bidangnya masing-masing tanpa perlu berlomba siapa yang paling baik diantara semuanya. Yang saya suka, pendaftaran ke kampus-kampus Norwegia itu juga bebas biaya dan super simpel karena semua sistem sudah digital serta praktis. Bonusnya lagi, tak perlu travelling jauh untuk menikmati alamnya yang luar biasa indah, karena keluar rumah sedikit pun sudah disambut hutan yang rindang!Setiap setahun sekali, Norwegia membuka pendaftaran bagi mahasiswa internasional untuk semester musim gugur yang biasanya dibuka bulan Oktober-Desember. Beberapa kampus lainnya ada juga yang baru membuka pendaftaran Januari-Maret untuk kelas musim gugur di tahun yang sama. October is less than a month a way dan bagi kalian yang tertarik kuliah di Norwegia, berikut 10 tips yang perlu dibaca sebelum siap mengirimkan semua dokumen!1. Tentukan jurusan yang betul-betul ingin kamu pelajariMeskipun jurusannya mirip-mirip, tapi tiap kampus di Norwegia punya kurikulum yang tidak sama. Contohnya saya sekarang sedang belajar Entrepreneurship & Innovation Management di Universitas Oslo. Kalau dicek, di beberapa kampus lainnya juga ada jurusan serupa namun berbeda kualifikasi. Di Universitas Oslo, jurusan ini terfokus ke natural sciences, sementara di NTNU ke engineering dan BI Business School lebih berfokus ke ekonomi dan tiap kampus punya konsentrasi yang berbeda inilah, saya sarankan untuk memetakan jurusan yang cocok dengan minat atau pengalaman kerja kamu sebelumnya. Kamu lulusan Hukum namun punya pengalaman kerja di logistik internasional, mungkin saja memprioritaskan bidang Shipping ketimbang Public International Law. Bagi yang masih bingung ingin belajar apa, boleh juga memetakan jurusan lebih luas. Contohnya kamu lulusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan, cari akar jurusan ini yang ilmunya cocok dengan minat mu. Bisa jadi kamu juga tertarik belajar ilmu pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus atau International Education Development yang terfokus ke pendidikan di negara-negara lengkapnya, silakan buka situs Study in Norway untuk mengecek jurusan di banyak kampus sebagai panduan dalam memetakan minat dan bakat!2. Pelajari dan kunjungi semua situs kampus Norwegia yang jurusannya selaras dengan minat, bakat, pengalaman kerja, atau jurusan S1 mu Setelah tahu ingin belajar apa dan yakin jurusan tersebut tersedia di Norwegia, silakan kunjungi situs kampus tersebut satu per satu. Seperti yang saya katakan di atas, antara satu kampus dan kampus lainnya memiliki kurikulum yang berbeda meskipun nama jurusannya sama. Cari tahu semua persyaratan, nilai minimum, serta dokumen apa saja yang kamu butuhkan untuk mendaftar. Di banyak situs kampus juga biasanya sudah disediakan daftar mata kuliah yang akan diajarkan, beserta detail lengkap kredit serta bahan ajarnya. Bandingkan bahan ajar antara satu kampus dan kampus lainnya, lalu tentukan mana yang jadi prioritas, dan cek apakah kamu memenuhi kualifikasi masuk jurusan-jurusan Norwegia, sangat sulit sekali untuk pindah jurusan kalau merasa tak ingin mengambil jurusan selinier S1 terdahulu. Alternatifnya, kamu bisa melampirkan referensi dari bos jika jurusan yang akan diambil berkaitan dengan profesi kerja sebelumnya. Contohnya, kamu mungkin tak ingin lanjut ke jurusan Sastra karena punya pengalaman panjang jadi jurnalis selulus kuliah. Ketimbang lanjut S2 di Sastra, kamu sebetulnya ingin lanjut ke Media Studies. Saran saya, tanya langsung ke pengajar ataupun profesor di kampus tersebut apakah kamu berkualifikasi meskipun tak memiliki degree di jurnalistik. Mungkin saja, justru referensi dari editor di tempat kamu bekerja sebelumnya bisa memiliki bobot sebagai bahan konsiderasi dua orang terpaksa harus mengulang kembali S1 di bidang tertentu, hanya karena merasa jurusan S1-nya dulu tak punya masa depan panjang jika harus lanjut S2 di Norwegia. Bagi kalian yang tertarik S1 di Norwegia, syarat utama untuk mendaftar adalah melampirkan ijazah SMA + ijazah/bukti minimal pernah 1 tahun kuliah level S1. Syarat ini diberlakukan agar pendidikan kita setara dengan pendidikan di Norwegia. Jadi kalau kamu ingin lanjut kuliah di Norwegia selulus SMA, saya sarankan berkuliah saja dulu selama satu tahun di Indonesia sebelum lanjut ke Norwegia. Informasi lebih lanjut untuk kuliah S1, silakan kunjungi situs NOKUT dan NUCAS The Norwegian Universities and Colleges Admission Service.3. Cek berapa banyak uang yang harus di deposito sebagai jaminanSebagai mahasiswa internasional, kita wajib melampirkan bukti finansial sebagai jaminan bisa berkuliah di Norwegia. Uang jaminan ini ditentukan berdasarkan biaya hidup di Norwegia selama 1 tahun tinggal. Setiap tahun, pihak imigrasi selalu mengubah biaya tersebut dan saya sangat menyarankan untuk mengecek langsung ke situs imigrasi UDI. Contohnya untuk tahun 2020, biaya jaminan yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa internasional adalah NOK sekitar 205 juta Rupiah. Kalau kampus incaran kalian menerapkan biaya kuliah, jumlah biaya kuliah selama 1 tahun juga harus dihitung di luar biaya jaminan banyak sekali pertanyaan mengenai biaya jaminan ini seperti; apakah boleh jika ditanggung sponsor, apakah uang tersebut harus diendapkan sampai kuliah selesai, atau apakah uang tersebut boleh diambil pertama, uang tersebut harus ada di tabungan atas nama kamu sendiri. Jadi misalnya kamu baru ingin daftar kuliah dan wajib melampirkan bukti finansial sebagai syarat pendaftaran. Di tahap ini, kamu boleh meminta bantuan sponsor untuk menjamin uang tersebut dengan hanya mengisi formulir tertentu dan melampirkan bukti tabungan pihak sponsor. Tapi kalau dinyatakan diterima di kampus tersebut, si sponsor harus sesegera mungkin mentransfer semua uang jaminan ke rekening kampus. Tujuan untuk apa, agar uang tersebut terlampir atas nama kamu pribadi sebagai syarat mengajukan study permit dan visa ke setibanya di Norwegia dan punya bank lokal atas nama pribadi, pihak kampus juga akan sesegera mungkin mentransfer semua uang tersebut ke rekening kamu. Jadi tidak sama seperti kampus-kampus di Eropa Barat yang uangnya akan ditransfer setiap bulan, kamu akan memiliki semua uang yang dideposito sebagai bekal hidup selama setahun. 4. Cek apakah kamu memerlukan sertifikat bahasa InggrisYang ini juga banyak tak tahu. Padahal kalau kamu tahu dan berkualifikasi, bisa menghemat waktu dan biaya untuk tes kemampuan bahasa. Kita sejatinya tahu bahwa momok paling menakutkan untuk kuliah di luar negeri adalah melampirkan sertifikat kemampuan bahasa yang nilainya harus memenuhi standar. Padahal, ada syarat yang memungkinkan kita untuk mendapatkan pengecualian tanpa melampirkan sertifikat tersebut!Silakan cek bagian persyaratan bahasa di situs kampus, lalu lihat apakah kamu bisa mendapatkan pengecualian. Pengecualian ini contohnya, kamu sudah pernah kuliah minimal 1 tahun atau S1 full-time di negara yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, seperti Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, dan Amerika Serikat. Atau kamu juga bisa mendapatkan pengecualian jika pernah kuliah S1 atau S2 di Indonesia atau negara lain yang bahasa pengantar kuliahnya adalah bahasa Inggris. 5. Terjemahkan semua dokumen ke penerjemah tersumpahKarena sifatnya akademis, terjemahkanlah semua dokumen seperti ijazah dan transkrip nilai ke penerjemah tersumpah. Carinya dimana, Googling! Ada banyak sekali penerjemah tersumpah di Indonesia yang jasanya bisa kamu temukan di internet. Harganya pun tak sama di semua tempat, namun berkisar antara 100-200 ribu Rupiah per bedanya apa antara penerjemah tersumpah dan penerjemah biasa? Penerjemah tersumpah adalah orang-orang yang telah lulus dari ujian kualifikasi penerjemahan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia dengan nilai A. Dengan kelulusan ini, para penerjemah tersumpah akan diambil sumpahnya oleh Gubernur DKI Jakarta dan pengukuhan dilakukan melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta. Terjemahan tersumpah diakui sebagai terjemahan yang diterima secara resmi dari dokumen hukum atau dokumen apapun yang perlu diterima dalam situasi hukum, seperti akta kelahiran, deklarasi akademis, rapor, dan lain ke kualitas hasil terjemahan, sebetulnya sangat subjektif karena tidak ada jaminan hasil terjemahan penerjemah tersumpah lebih baik dari hasil terjemahan penerjemah biasa. Perbedaan hanya terletak pada aspek legalitas dokumen tersebut dengan pembubuhan tanda tangan dan stempel resmi di tiap halaman. Saya sudah tiga kali memakai jasa penerjemah tersumpah dan harus bolak-balik minta koreksi karena bahasa akademik yang mereka gunakan saat menerjemah mata kuliah saya kurang tepat. Harganya pun juga tidak terlalu beda dari penerjemah terbiasa hanya karena mereka sudah disumpah. But again, kalau kalian berniat kuliah di luar negeri, gunakanlah jasa penerjemah tersumpah agar hasil terjemahan yang dihasilkan legal dan sama dengan isi dokumen Persiapkan CV, surat motivasi yang baik, serta lampiran akademik lainnyaUntuk mendaftar ke kampus di Norwegia, kamu tak hanya butuh dokumen kelulusan semisal ijazah dan transkrip saja, namun juga tambahan dokumen lainnya. Untuk beberapa jurusan, kamu bahkan diharuskan menyertakan CV yang sifatnya akademis ketimbang profesional. CV ini tak hanya menjelaskan tentang daftar riwayat kerja mu terdahulu, tapi juga judul skripsi, konsentrasi ilmu, kegiatan ekstrakurikuler yang pernah kamu ikuti, serta daftar referensi dosen atau bos terdahulu. Saya sangat menyarankan mencari contoh CV akademis via internet, ketimbang asal tulis. Isi CV ini sangatlah berbeda dari CV lain yang mungkin selama ini kamu tahu. Panjangnya maksimal 2 halaman dan desainnya lebih simpel ketimbang jenis CV profesional dengan warna serta desain yang adalah surat motivasi yang mesti kamu tulis untuk mendeskripsikan minat serta bakat dalam satu halaman penuh. Surat motivasi ini punya bobot yang cukup berat mengingat banyak jurusan di Norwegia super kompetitif karena banyak sekali pelamarnya. Profesor saya di kampus, betul-betul membaca satu per satu surat motivasi yang masuk untuk mengetahui seserius apa si pendaftar terhadap jurusan yang ingin ia yang bertanya, apakah surat motivasi ini harus dibuat satu per satu untuk tiap jurusan, ataukah cukup satu saja. Saya sarankan, tulislah surat yang berbeda untuk tiap jurusannya. Tahun lalu saya melamar ke tiga jurusan berbeda yang masing-masing jurusan punya motivasi berbeda pula. Luangkan waktu yang cukup saat menulis surat ini dan sering-seringlah meminta pendapat teman, keluarga, atau guru bahasa Inggris untuk mengecek grammar error. Karena sifatnya juga personal, tanyalah pada diri mu sendiri tentang apa yang bisa kamu jual dari potensi yang kamu punya serta apa yang ingin kamu capai atau harapkan saat belajar di kampus kampus di Norwegia tak mewajibkan calon pendaftar menyertakan referensi dari dosen pembimbing, tapi kamu boleh saja meminta surat rekomendasi dari dosen atau bos terdahulu. Beberapa jurusan bahkan menjadikan surat ini sebagai bahan pertimbangan saat menyeleksi para pendaftar. Surat rekomendasi juga dapat menjelaskan lebih konkrit tentang skill dan pengalaman kerja yang tak cukup diceritakan dalam surat tambahan lain adalah silabus kuliah di jurusan mu sebelumnya. Menurut saya, syarat ini sangat membebankan mengingat mayoritas kampus di Indonesia tidak memiliki struktur mata kuliah seperti di Norwegia yang sangat transparan dan lengkap menjelaskan tentang jumlah kredit, tujuan pembelajaran, serta detail bahan ajar lainnya. Kalau pun ingin meminta silabus tersebut, kita harus menghubungi dosennya langsung dan menerjemahkan semua konten ke bahasa Inggris. Mengapa silabus ini dibutuhkan, untuk melihat seberapa liniernya mata kuliah S1 kita dengan mata kuliah di kampus Norwegia. Contohnya, kamu ingin melamar S2 di jurusan Fisika. Tapi apakah semua mata kuliah yang kamu pelajari saat S1 kreditnya memenuhi kualifikasi, itu yang pihak juri tak tahu hanya dari melihat transkrip mu. Makanya dengan bantuan silabus tersebut, pihak juri lebih jelas menyeleksi apakah mata kuliah yang sudah kamu pelajari kreditnya bisa Usahakan mendaftar ke lebih dari satu tempatUntuk orang cerdas sekelas Maudy Ayunda pun, tetap memilih Harvard sebagai kampus cadangan jikalau tak diterima di Stanford. Sama halnya jika kamu ingin mendaftar kuliah ke Norwegia, saya menyarankan untuk melamar ke lebih dari satu tempat untuk jaga-jaga. Saya tahu, mungkin kamu cenderung ingin kuliah di satu kampus tertentu. But you never know. Beberapa jurusan super kompetitif dan hanya berapa persennya saja yang diterima. Contohnya di bawah ini adalah data dari jurusan International Business and Marketing di NTNU untuk tahun 2019. Pada tahun tersebut, jumlah pelamar yang mendaftar adalah 735 orang, dengan percentage rate diterima hanya 90 orang atau 12 persen. Dari 90 orang ini, 65 orang menerima offer namun akhirnya yang show up sejak hari pertama menjadi 55 orang dari itu, di step pertama di atas saya sudah menyarankan untuk memetakan potensi mu lewat jurusan potensial yang ingin kamu pelajari nantinya. Contohnya kamu lulusan Sosial Politik yang sangat tertarik lanjut S2 di Global Development. Meskipun kamu sudah sangat yakin akan diterima di kampus A, tetap ada baiknya mencari cadangan lain di kampus B atau C. Mungkin saja kampus B dan C tak punya jurusan yang kamu inginkan, tapi carilah jurusan lain yang tetap menarik minat mu. Bisa jadi kamu tertarik belajar European Studies di kampus B atau Gender Studies di kampus mendaftar kuliah tahun lalu, saya sengaja memilih 3 kampus dengan jurusan yang berbeda-beda. Saya lulusan Fisika, tapi tak mau lagi belajar Fisika dan ini jadi tantangan berat mengingat saya tak bisa seenaknya banting setir ke jurusan lain. Tapi untuk jaga-jaga, saya memetakan minat lebih luas dengan menghubungkan jurusan tersebut ke pekerjaan dengan banyak kampus di Eropa lainnya, di Norwegia, kamu bisa mendaftar ke banyak kampus secara gratis! Tak perlu rugi juga menyebar aplikasi kemana-mana karena pendaftarannya tak dipungut biaya apapun dan yang kamu perlu lakukan hanya mengirim semua dokumen via digital. Kecuali kamu lulusan dari kampus dari beberapa negara yang lebih spesifik semisal Cina, maka dokumen harus dikirimkan langsung via pos dari kampus Masuk tanpa tesSatu lagi pertanyaan yang sering ditanyakan, yaitu apakah ada ujian seleksi masuk ke kampus di Norwegia? Jawabannya, tidak ada! Meskipun baru akan memulai S1 di Norwegia, satu-satunya seleksi yang akan disaring adalah lewat nilai transkrip ijazah serta surat motivasi yang kamu lampirkan. Perlu diingat juga bahwa untuk S1 berbahasa Inggris, kamu tetap akan bersaing dengan para pendaftar internasional lainnya. Sementara jika tertarik masuk ke jurusan berbahasa Norwegia, kamu wajib melampirkan sertifikat bahasa Norwegia seminimal-minimalnya level B2 untuk S1 dan C1 untuk S2. Untuk mendaftar kuliah S1 berbahasa Norwegia, beberapa jurusan menerapkan poin yang jumlahnya dihitung berdasarkan banyak faktor, contohnya umur, gender, dan transkrip untuk jurusan seni seperti fine art atau arsitektur, ada tambahan portofolio yang harus kamu lampirkan. Portofolio ini adalah nilai jual ke pihak juri untuk mengetahui apakah karya mu masuk kualifikasi jurusan tersebut. Beberapa kampus di Norwegia juga menggelar wawancara bagi para pendaftar yang karyanya butuh deskripsi lebih mendalam. Lalu kalau tertarik masuk ke jurusan musik, akan ada audisi tambahan untuk lebih mengetahui kompetensi mu memainkan alat berminat lanjut S2 ke jurusan Bisnis dan Manajemen, maka salah satu tes tambahan yang harus kamu lakukan adalah mendapatkan skor GMAT. Tes ini sering digunakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi yang berfokus ke analisa tabel, logika, dan kemampuan penalaran Matematika. Skor GMAT diberikan dalam nilai 200-800 dan digunakan sebagai kriteria untuk mengevaluasi pendaftar serta mengukur kemampuan khusus yang penting dalam studi manajemen. Untuk masuk ke jurusan Bisnis, skor GMAT yang kamu butuhkan seminimalnya good to know your competitors dan melihat seberapa kompetitifnya jurusan yang kamu lamar dari situs database NSD. Situsnya menggunakan bahasa Norwegia, tapi dari sana kamu bisa mengecek berapa persenkah peluang mu untuk mendapatkan offer di jurusan tersebut. Meskipun tercantum hanya menerima 25 orang saja per tahun, namun pihak jurusan biasanya akan memberikan study offer ke lebih dari 25 orang. Kalau memang tak menemukan jumlah resmi berapa orang yang diterima setiap tahun, saya sarankan segera menanyakan langsung ke administrasi Pastikan mendaftar beasiswa tepat waktuKarena belajar di kampus publik Norwegia itu bebas biaya kuliah, maka tidak ada beasiswa yang disediakan bagi mahasiswa internasional. Untuk beberapa kampus swasta berbayar, ada program beasiswa tertentu yang disediakan secara parsial dengan memotong sekian persen biaya far, tidak banyak program beasiswa penuh yang saya tahu selain mencoba melamar beasiswa dari pemerintah Indonesia. Selain mempersiapkan semua dokumen untuk mendaftar kuliah, tetap persiapkan semua hal yang kamu butuhkan jika berminat mencari beasiswa ini. Keep an eye semua kesempatan yang bisa kamu dapatkan, tanpa terburu-buru terkejar Banyak-banyak BACA dan tanya ke institusi terkait!Tak ada tip lain yang bisa saya berikan selain be active!! Keseringan, semua informasi yang kamu butuhkan itu sudah tersedia di internet. Situs kampus di Norwegia pun sudah super lengkap menyediakan banyak informasi penting bagi para mahasiswa internasional mulai dari syarat pendaftaran, cara mendapatkan study permit, hingga masalah biaya bulanan dan housing. Baca, baca, dan baca semua tautan yang mengandung informasi tersebut!Kalaupun tak menemukan jawaban atas banyak pertanyaan, jangan ragu untuk segera menghubungi langsung kampus terkait atau para pengajar di jurusan tersebut. Alamat email semua dosen, periset serta profesor bisa ditemukan dengan sangat mudah via situs kampus. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan menjelaskan tentang motivasi mu masuk ke jurusan tersebut, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan masalah tata bahasa karena orang Norwegia itu super simpel tanpa hierarki. Please upgrade your Googling skill dan berhentilah bertanya hal-hal standar ke orang awam yang sebetulnya pertanyaan tersebut sudah terjawab di situs kampus incaran mu!Dari banyak tips yang sudah saya berikan di atas, semoga bisa membantu mu mempersiapkan semua hal sebelum mendaftar kuliah ke Norwegia! Ingat, yang ingin kuliah di luar negeri itu tak hanya kamu sendiri. Banyak orang Indonesia bermimpi bisa lanjut kuliah di negeri nan dingin di Eropa Utara ini. Namun yang membedakan mimpi ini tercapai atau tidak, salah satunya adalah usaha dalam merealisasikan mimpi from now on, stop cuma bermimpi dan persiapkan semuanya dengan maksimal! Petakan kemampuan, rajin mengunjungi situs kampus pilihan, latihan membuat surat motivasi, cari beasiswa atau semakin giat menabung, hingga aktif mengecek informasi tentang biaya hidup dan kultur di Norwegia, meskipun kamu sendiri belum tahu akan diterima atau tidak. Kalau kebetulan menemukan orang yang sedang berkuliah di jurusan yang ingin kamu ambil, it might be better to ask apa saja pengalamannya belajar selama ini. Tapi tentu saja, jangan manja menanyakan semua hal karena tak semua orang juga nyaman memberikan banyak informasi secara detail. Good luck for your admission!
Meskipunkatanya transkrip nilai kita tak terlalu berguna setelah lulus kuliah, namun kenyataannya masih banyak perusahaan di Norwegia yang mewajibkan syarat transkrip nilai saat melamar kerja. Program khusus semisal Graduate Program, Summer Internship, Traineeship, ataupun Associate khusus untuk para lulusan baru, akan menyortir banyak pelamar dengan standar nilai yang perusahaan tentukan.
Kontrak magang saya baru diperpanjang untuk 6 bulan ke depan, so I think I am quite ready to tell you this!Sama seperti para lulusan baru pada umumnya, tujuan utama saya setelah diwisuda adalah mencari pekerjaan tetap. Frankly, I am seriously done with any internships or freelancing. Mungkin akan berbeda jika saya masih tinggal di Indonesia dan butuh pengalaman kerja. Namun karena berpengaruh terhadap izin tinggal yang harus terus diperbarui, maka mendapatkan pekerjaan tetap dengan benefit pegawai adalah motivasi saya saat ini. Norwegia nyatanya adalah negara impian bagi banyak orang. Siapa yang tak menginginkan kehidupan personal dan karir yang seimbang? No more job calls di atas jam 5 sore dan tak akan ada yang mengganggu di hari libur. Belum lagi jaminan hidup yang layak, alam yang indah, flat hierarchy, libur sampai 5 minggu per tahun, cuti untuk melahirkan bagi ibu dan ayah, gaji yang tinggi, serta perks menggiurkan lainnya, menjadikan banyak imigran berniat untuk meniti karir dan menetap di negara sebelum berkhayal terlalu jauh, faktanya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah itu tak pernah mudah - meski merasa kita sudah mengantongi ijazah S2! Sure, we are all happy akhirnya lulus dari perguruan tinggi. Tapi tak berbeda jauh dari Indonesia, kita tetap harus berjuang mencari kerja dan berhadapan dengan proses rekrutmen yang melelahkan. Belum lagi tantangannya lebih berat karena harus beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda serta praktik rasisme yang masih terjadi ada tips khusus bagaimana memenangkan hati rekruter ataupun perusahaan. Namun, ada beberapa pola yang saya pelajari selama mencari pekerjaan di negara ini. I really wish somebody told me these earlier. And no, it's NOT all about mastering the language or networking ― seperti yang sering saya baca dan dengar selama ini!1. Be as smart as you can!Corporates love smart graduates! Meskipun katanya transkrip nilai kita tak terlalu berguna setelah lulus kuliah, namun kenyataannya masih banyak perusahaan di Norwegia yang mewajibkan syarat transkrip nilai saat melamar kerja. Program khusus semisal Graduate Program, Summer Internship, Traineeship, ataupun Associate khusus untuk para lulusan baru, akan menyortir banyak pelamar dengan standar nilai yang perusahaan tentukan. Di lowongan kerja juga pun sudah tertera jelas salah satu syarat untuk melamar adalah nilai akademik yang bagus. Mudah sekali menyingkirkan pelamar dengan rata-rata nilai C, jika standar yang mereka tetapkan minimal super kompetitif harus bersaing dengan banyak lulusan baru, namun hampir 10 orang yang saya kenal berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama semisal Equinor, YARA, Schibsted, atau Orkla. Selain karena faktor wawancara yang bagus, salah satu alasan CV mereka lolos screening juga dikarenakan orang-orang ini hampir semuanya straight As-students alias super jenius. Terkadang, kurangnya pengalaman kerja bisa dikompensasi dengan nilai bagus yang juga menambah ekstra poin. Tak niat bekerja di perusahaan dan jadi budak korporat? Nilai bagus juga diperlukan kalau kita berniat ingin lanjut S3 di Norwegia. Beberapa jurusan bahkan menyaratkan rata-rata nilai keseluruhan B dengan nilai tesis minimal B jika ingin melamar ke program mereka. Di sini, para kandidat Doktoral sifatnya hampir sama seperti pegawai kantoran yang digaji lumayan besar dengan masa kontrak 3-4 tidak ada salahnya fokus belajar dan meraih nilai sesempurna mungkin karena akan selalu ada tempat bagi para lulusan pintar!2. Magang dari semester pertamaKalau nilai bukan prioritas saat kuliah dan malas bersaing dengan para lulusan pandai lainnya, cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menambah atau mencari pengalaman kerja sebelum lulus. Seriously, menurut saya magang bisa jadi fast track mendapatkan pekerjaan tetap di suatu perusahaan. Saya sangat menyarankan, ketimbang fokus menjadi pelayan restoran, cleaning lady, atau penjaga toko saat kuliah, lebih baik kombinasikan dengan pengalaman magang di perusahaan yang lebih punya jenjang kita harus rela bekerja hampir sukarela karena masih banyak perusahaan kecil yang enggan membayar upah para anak magang. Sementara untuk mendapatkan posisi paid internship saingannya juga bejibun. I've been there, 6 bulan terpaksa magang tak dibayar hanya karena ingin memperluas koneksi dan mencari pengalaman kerja. Luar biasa sekali perjuangannya karena selain magang di sini, saya juga mesti menyokong hidup dengan bekerja sebagai pelayan restoran di luar. Capek memang. Namun setelah berhasil membuktikan ke atasan ketika sukses mencapai gol, akhirnya saya dipromosikan menjadi kepala divisi dengan kontrak berbayar meskipun gajinya tak seberapa. Positifnya, pengalaman yang saya dapatkan sangat berguna untuk dilampirkan di CV dan menyisipkan seperti pekerjaan yang saya lakoni sekarang. Meski statusnya masih magang, namun sifatnya paid internship yang gajinya lumayan kompetitif. Setelah 6 bulan bekerja dan menunjukkan hasil yang optimal, saya ditawari perpanjangan kontrak untuk second tier internship dengan penawaran gaji yang jauh lebih tinggi. Honestly, it was not what I wanted. Sebelumnya, saya juga sudah menanyakan ke mereka jika ada open position yang sifatnya permanen. But sadly, no. Meskipun lelah juga magang terus, namun saya belum punya pilihan lain karena cari kerja di luar susah sekali. Tawaran tersebut setidaknya lebih baik, ketimbang saya harus kembali ke restoran dan bekerja sebagai pelayan penuh waktu. Ending dari magang setahun ini kabarnya juga bisa berbuah manis dengan kontrak kerja permanen di perusahaan mereka. Meskipun saya lelah terus berharap, namun bukan ide yang buruk untuk tetap bertahan di sini selagi terus mencari pekerjaan yang lebih it's not solely my experience. Yang saya observasi, banyak perusahaan Norwegia, terutama startup, merekrut pegawai tetap tidak hanya berdasarkan pengalaman, namun juga trust. Ada banyak orang yang saya kenal bahkan memulai pengalaman mereka dengan menjadi anak magang atau vikariat replacement sebelum akhirnya bisa berlabuh menjadi pegawai tetap. Adik tingkat saya di kampus juga harus magang dulu selama 11 bulan di perusahaan IT, sebelum akhirnya ditawari posisi sebagai pegawai tetap. Mengapa, karena sudah terbangunnya trust di perusahaan tersebut. Jadi ketimbang merekrut orang lain yang prosesnya melelahkan dan belum tentu juga cocok dengan budaya kantor, perusahaan ini tentunya lebih memprioritaskan para anak magang atau vikariat untuk dipromosikan. Mungkin saya dan beberapa orang lainnya harus magang setahun dulu sebelum dapat jabatan tetap, tapi banyak juga, lho, perusahaan yang tak perlu waktu selama itu untuk menawari kalian posisi yang lebih baik. Kuncinya, cari perusahaan yang punya banyak ruang untuk belajar dan berkembang. Kalau pun mesti magang di perusahaan kecil, sebisa mungkin pilihlah perusahaan scale up setingkat di atas startup ataupun hyper-growth startup yang punya budget berlebih untuk menjadikan mu pegawai mereka nantinya. Kalau pun tidak berakhir di perusahaan yang sama, setidaknya kita sudah punya pengalaman kerja 1,5-2 tahun yang sesuai dengan field untuk ditulis di CV selulus kuliah. Trust me, it really works! One more note on this, banyak sekali perusahaan besar di Norwegia yang masih old-school dalam melihat pengalaman kerja kita di CV. Meaning, nama perusahaan besar selalu menjadi magnet bagi perusahaan lainnya. Jadi bagi kalian yang bisa magang di perusahaan ternama, beruntunglah. Karena kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar lain tentunya akan semakin luas. 3. Belajar bahasa karena butuh, bukan terpaksaDari dulu, setiap kali membaca pengalaman imigran cari kerja di Norwegia, embel-embelnya selalu saja dibumbui tentang 'belajar bahasa Norwegia' agar nantinya lebih mudah dapat kerja. Bahasa selalu menjadi halangan utama imigran agar bisa bersaing dengan orang lokal. Hampir semua lowongan kerja yang ditulis memakai bahasa Norwegia pun masih menuliskan "Wajib berbahasa Norwegia fasih, baik lisan maupun tulisan" untuk menyortir para imigran yang asal apply. Biasanya ada tingkatan seperti "bisa berbahasa Norwegia dengan baik/sangat baik/fasih/sangat fasih".It's such a hard truth, tapi ada banyak lowongan pekerjaan yang menuliskan deskripsi berbeda ketika ditulis memakai bahasa Inggris versus bahasa lokal. Deskripsi akan ditulis super detail dan panjang jika tercantum dalam bahasa Inggris, sementara tak terlalu banyak ekspektasi dan straightforward jika ditulis menggunakan bahasa Norwegia. Terlihat jelas, perusahaan tahu bahwa akan ada yang banyak melamar jika lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris dan ekspektasi pun semakin ditinggikan untuk mencari kandidat terbaik. Meskipun, tetap ada kewajiban menguasai bahasa lokal walau lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris. Pernah juga saya melihat dua lowongan magang di perusahaan yang sama dengan posisi tak dibayar saat ditulis dalam bahasa Inggris, namun berbayar saat lowongan ditulis dalam bahasa Norwegia. It seems like Norwegian skill is "so rare" and more valuable to be paid. Atas dasar inilah, saya mati-matian belajar bahasa Norwegia sampai Level 3 agar nantinya memudahkan cari kerja kemana-mana. Saya tahu kursus di luar super mahal. Makanya selagi ada yang gratis seperti yang disediakan di kampus, saya gunakan kesempatan ini sebaik mungkin meski sangat keteteran. Wait, tapi ini pemikiran saya dulu. Setelah semua pengalaman yang saya alami, I would say, belajar bahasa hanya karena ingin dapat kerja adalah omong kosong!Ketika lowongan kerja mencantumkan syarat kelancaran bahasa lokal lisan dan tulisan, di situ jugalah sebetulnya perusahaan sedang mengeluarkan seribu alasan untuk tak berniat merekrut imigran. Kecuali kamu dihibahkan kemampuan linguistik yang luar biasa, how on earth, kita yang baru kuliah atau tinggal 2 tahun di Norwegia lalu setelah lulus langsung bisa lancar bahasa lokal?! Okay, let me finish this! Bedakan antara lancar bicara dan lancar menulis. Anak umur 4 tahun sudah sangat lancar bicara namun bisa jadi tak mengenal satu abjad pun. Penggunaan grammar salah saat bicara is not a big deal. Tapi sebaliknya, typo saat mengetik dan tak mahir merangkai kata bisa membuat semua kerjasama batal. Saat ujian bahasa lokal, nilai speaking saya lebih bagus dari nilai writing. Mengapa, karena bicara yang lepas nyatanya lebih mudah daripada menulis dengan tata bahasa yang baik. Tiga tahun di Norwegia belum ada apa-apanya untuk menjadikan saya penulis handal, and I still need more time to polish my writing itu, tak ada satu tempat kursus pun di Norwegia yang akan mengajari kita bahasa bisnis. Namun di kantor, penggunaan bahasa profesional adalah yang utama. Di kelas bahasa, kita tak akan pernah belajar istilah semacam due diligence, closed offer, analisa bisnis, ataupun tata kelola taman. Semua materi di kelas hanyalah pondasi yang bisa kita gunakan untuk melancarkan penguasaan bahasa percakapan sehari-hari ataupun bekal sertifikat persiapan untuk saya, stop belajar bahasa hanya karena berniat cari kerja. Belajarlah bahasa Norwegia karena kita mau dan merasa butuh. Butuh untuk lebih dekat dengan society. Butuh karena kita ingin lebih cepat beradaptasi dengan budaya Norwegia. Butuh karena sadar bahwa bahasa Inggris tak pernah cukup. And no, we don't have be fluent in writing - yet. Jika dipanggil wawancara dan dirasa bahasa akan jadi penghambat, berusahalah dulu meyakinkan perusahaan bahwa kita sedang belajar dan terus berusaha memperbaiki kemampuan bahasa lokal. Ada kalanya, mereka cenderung luluh dan mau menerima kita. Tak jarang, perusahaan menawarkan kursus bahasa gratis bagi para pekerja imigran yang serius ingin On-demand jobs bagi para lulusan TeknikSama seperti di negara lainnya, para lulusan Teknik selalu menang banyak dibandingkan dengan lulusan dari jurusan lain - semisal Politik. Teknik Informatika contohnya, punya skala perbandingan lowongan kerja yang tersedia setiap hari dan sifatnya selalu on-demand. Banyak perusahaan startup di Norwegia yang lebih butuh Full-Stack Developer atau UI/UX Designer, ketimbang Marketing. Untuk syarat pun, perusahaan cenderung lebih toleran untuk tak mewajibkan penguasaan bahasa saat merekrut banyak teknisi. Maka jangan heran jika kalian menemukan fakta bahwa lulusan IT lebih cepat mendapatkan pekerjaan ketimbang lulusan Soshum. Sudah sangat lazim terdengar bahwa para lulusan IT/Teknik ini selalu di atas awan karena tak usah repot-repot lagi belajar bahasa, asal punya kemampuan bagaimana dengan lulusan lainnya? Tak usah sedih hanya gara-gara kita bukan anak IT. Kembali ke saran saya nomor dua; carilah tempat magang yang sesuai dengan bidang yang kamu tekuni! Meskipun, beberapa pekerjaan ada yang sifatnya terlalu niche dan tak mudah bagi imigran yang hanya berbekal ijazah S2 ― contohnya pengacara atau Koneksi bukan segalanyaSetiap kali membaca artikel, mengikuti workshop, ataupun mengobrol dengan beberapa orang tentang caranya mendapatkan kerja di Norwegia, hampir semua dari mereka mengatakan bahwa networking alias koneksi alias orang dalam adalah kunci utama. Jangan lupa networking, networking, networking! Apalagi kabarnya 40% lowongan kerja di Norwegia nyatanya tak dipublikasikan, tapi hanya informasi internal. Di situasi ini, networking rasanya bisa juga jadi fast track untuk mendapatkan pekerjaan. Namun setelah dua tahun berburu kerja, perlu saya garis bawahi bahwa mencari orang dalam itu sulit ― tak hanya bagi para lulusan baru tapi juga orang lokal sendiri! Tak hanya satu dua kali memang saya dengar cerita bahwa beberapa imigran berhasil mendapatkan pekerjaan dari kenalan yang ditemui di sebuah organisasi, kegiatan sukarelawan, ataupun event. Namun yang saya perhatikan, hal tersebut juga cenderung hoki-hokian. Buktinya banyak juga yang sudah berusaha memperluas koneksi, tapi tak terlalu juga yang benisiatif aktif di LinkedIn, lalu mulai mengikuti beberapa pegawai di perusahaan tertentu agar nantinya siapa tahu bisa bertemu lewat coffee chat lalu berujung ke job contract. Betul memang, Norwegia punya sistem trust dalam proses rekrutmen kepegawaian. Jika kita punya rekomendasi dari orang dalam yang sudah atau pernah bekerja di perusahaan tersebut, kesempatan untuk dipanggil wawancara tentunya lebih besar. But unfortunately, this case does not apply to everyone. Sadly, not every person you follow on Linkedin and have a coffee chat is interested to assist. So, no, jangan pernah merasa rendah diri dan mengutuki jiwa introvert hanya gara-gara kita tak punya banyak kenalan dan orang dalam di Norwegia. Keseringan, kita malah baru bisa menemukan koneksi jika sudah memiliki pekerjaan di satu tempat. Membangun network juga perlu strategi, bukan dengan hanya modal cari muka ke semua orang. Setelah menyadari bahwa tak ada yang bisa saya lakukan untuk membangun banyak jaringan orang dalam, saya hanya berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan koneksi yang sudah ada tanpa ekspektasi mereka bisa membantu mencarikan pekerjaan. 6. Maksimalkan Job Seeking VisaSebagai lulusan perguruan tinggi di Norwegia, imigrasi menawarkan opsi job seeking permit selagi mencari pekerjaan high-skill dan tidak termasuk asisten di TK ataupun pelayan restoran. Antara pekerjaan dan pengalaman kerja ataupun pendidikan sebelumnya juga harus relevan. Kalau memang lulusan Pedagogik atau Pendidikan, jangan melamar jadi asisten guru TK, tapi leader-nya langsung. Kecuali jika posisi asisten tersebut juga menyaratkan gelar pendidikan dan menawarkan gaji di atas di Norwegia ini kita tak perlu sponsor dari perusahaan hanya untuk dapat working permit. Asal berkualifikasi dan pekerjaan yang kita dapatkan itu sifatnya high-skill, kita sebagai pelamar bisa mendaftar sendiri ke imigrasi dengan menyertakan kontrak kerja yang posisi dan gajinya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Kembali ke job seeking permit, kita bisa mendapatkan visa tipe ini maksimal hanya 12 bulan dan parahnya, tetap harus menyertakan jaminan hidup yang jumlahnya 2x lipat dari syarat study permit! Again, such a hard truth! Ketika baru lulus kuliah dan berniat cari kerja, kita malah disuruh melengkapi syarat jaminan hidup yang jumlahnya minimal NOK/bulan sekitar 37 juta Rupiah atau sekitar 400-an juta Rupiah selama 12 bulan. Jumlah ini tak harus berupa uang yang tersimpan di tabungan, tapi bisa juga uang bulanan dari keluarga atau gaji dari tempat lain. Gaji ini ditetapkan mengacu ke gaji minimum full-time tiap bulan untuk low-skill worker; semisal pegawai restoran atau cleaning lady. Jadi kalau hanya bisa bekerja paruh waktu di restoran saat masa studi, selulusnya kuliah kita bisa mengajukan posisi penuh waktu agar gajinya mampu memenuhi syarat juga sedang dalam proses mendaftarkan aplikasi job seeking permit dan beruntung gaji yang saya dapat dari magang jumlahnya mampu menutupi biaya jaminan. Ada banyak sekali lulusan baru yang menggunakan visa tipe ini. Namun karena sudah kelelahan bekerja di restoran demi menutupi biaya hidup, akhirnya lupa tujuan utama untuk mencari pekerjaan high-skill. Nobody says it would be easy karena banyak juga yang struggling satu tahun belum juga dapat kerja. It definitely takes time, namun jangan sampai lupa memanfaatkan waktu 12 bulan yang Bangun usaha sendiri jika mampuMalas apply kerja kanan kiri dan jadi budak perusahaan ― tapi di satu sisi belum ingin meninggalkan Norwegia? Kalau memang punya modal, mengapa tidak coba buka usaha di negara orang? Yes, it's possible! Untuk syarat lebih lengkapnya, silakan baca di jadi self-employed adalah kita hanya diberikan jaminan izin tinggal tiap satu tahun saja. Untuk tinggal lebih lama, kita harus mampu menunjukkan omzet usaha minimal setiap tahun yang jumlahnya tidak kurang dari yang sudah ditetapkan imigrasi. They're freaking strict karena kurang NOK 200 saja, aplikasi bisa ditolak mentah-mentah. Kalau memang punya privilege sumber keuangan dan kebetulan sudah merintis startup atau kafe bersama rekan lainnya, menurut saya, punya bisnis di negara orang sangat bisa dicoba. Semoga saja, nantinya kalian malah bisa membuka lowongan untuk membantu para lulusan baru yang sedang struggle saat cari kerja ⚘ ⚘ ⚘Jika hanya gara-gara punya gelar Master dari kampus top membuat kita tinggi hati, sebaiknya rendahkan ekspektasi. Di negara ini, punya gelar bukanlah trofi. Ada banyak sekali tempat kursus, sekolah vokasi fagskole, dan juga sekolah informal yang mencetak banyak lulusan siap kerja karena sistem belajarnya cenderung lebih hands-on. Tak punya gelar sarjana tak masalah karena masih bisa dikompensasi jika punya pengalaman kerja yang panjang. Keseringan, perusahaan cenderung lebih melihat pengalaman kerja ketimbang dimana almamater kita. Apalagi jika yang disandingkan adalah orang lokal lulusan sekolah vokasi tapi berpengalaman versus imigran yang baru saja lulus S2 dari kampus top. You know whom they'd definitely hire!Ending-nya, jika ditanya apakah saya berniat membangun karir di Norwegia, jawabannya iya. Tapi bisa jadi tidak, mengingat hidup saya di sini juga sangat tertekan selalu bergantung dengan izin tinggal. Kalau memang tempat ini bukan tempat yang tepat, saya merasa kembali ke Indonesia juga bukan pilihan yang buruk. 😌Good luck with your job hunting! LSXBPgJ.
  • co2exf5h49.pages.dev/197
  • co2exf5h49.pages.dev/168
  • co2exf5h49.pages.dev/60
  • co2exf5h49.pages.dev/150
  • co2exf5h49.pages.dev/65
  • co2exf5h49.pages.dev/8
  • co2exf5h49.pages.dev/308
  • co2exf5h49.pages.dev/364
  • co2exf5h49.pages.dev/85
  • kuliah sambil kerja di norwegia